Jumat, 18 Januari 2013

Wayang beber


ia wayang beber memiliki kesamaan yang kuat untuk narasi dalam bentuk balada diilustrasikan yang umum di pameran tahunan di Eropa abad pertengahan dan modern awal. Mereka juga telah tunduk sama nasib-mereka telah hampir lenyap meskipun masih ada beberapa kelompok seniman yang mendukung beber wayang di tempat-tempat seperti Surakarta (Solo) di Jawa Tengah [6]. Pengunjung Cina ke Jawa pada abad ke-15 dijelaskan seorang pendongeng atau gulungan membuka gulungan dan bercerita yang membuat penonton tertawa atau menangis. Sebuah gulungan beberapa gambar tetap dari waktu itu, ditemukan hari ini di museum. Ada dua set, tangan-dicat di tangan buatan kain kulit kayu, yang masih dimiliki oleh keluarga yang telah mewarisi mereka dari generasi yang lalu, di Pacitan dan Wonogiri, kedua desa di Jawa Tengah. Pertunjukan, terutama di kecil sisi terbuka paviliun atau auditorium, berlangsung menurut pola berikut:

Dhalang memberikan tanda, orkestra gamelan kecil dengan drummer dan gong knobbed sedikit dan seorang musisi dengan rebab (biola-seperti instrumen dipegang vertikal) mulai bermain dan dhalang yang terlepas dari gulungannya gulungan pertama dari cerita. Kemudian, berbicara dan bernyanyi, ia menceritakan episode


 lebih terinci. Dengan cara ini, dalam perjalanan malam ia terlepas dari gulungannya gulungan beberapa satu per satu waktu. Setiap adegan dalam gulungan merupakan cerita atau bagian dari cerita. Isi cerita biasanya berasal dari roman Panji yang semi-sejarah legenda ditetapkan di 12-13 East abad Jawa kerajaan Jenggala, Daha dan Kediri, dan juga di Bali.

sumber :  http://en.wikipedia.org/wiki/Wayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar